Selasa, 08 Februari 2011

Wacana Ganti Motto Kembali Digulirkan Jumat, 04 Pebruari 2011

SIBOLGA-METRO; Wacana mengganti motto Kota Sibolga ‘Negeri Berbilang Kaum’ menjadi ‘Siboga Nagari Badusanak Saiyo Sakato’ kembali digulirkan.
Setelah Kastamansyah Hutabarat dan Rajoki Nainggolan MA, kali ini kembali digulirkan Sekretaris Umum Forum Komunikasi Masyarakat Sibolga-Tapten...g (FKM TATSI)-Medan Rusli Siburian, kepada METRO di Sibolga, Kamis (3/2). “Kalau saya tidak salah, motto Sibolga Negeri Berbilang Kaum ditetapkan sekitar 8 tahun lalu, ketika itu Wali Kota Sibolga dijabat Drs Sahat P Panggabean dan wakilnya Drs Agus Salim Harharap. Jadi, menurut saya motto tersebut didasari pertimbangan kondisi Kota Sibolga pada saat itu, seharusnya digali ketika adanya Sibolga ratusan silam,” kata Rusli.
Ia mengatakan, berbicara 8 tahun bahkan 20 tahun lalu, hampir semua daerah dihuni berbilang kaum. Namun katanya tidak serta-merta motto daerah itu ditetapkan sesuai dengan kondisi saat itu.
Dia mencontohkan DKI Jakarta, bilangan kaum yang bermukim di ibukota jauh lebih banyak bila dibanding dengan bilangan kaum di Kota Sibolga, namun tetap menganut motto yang dinspirasi dari budaya lokal. Lihat Kabupaten Labuhanbatu mottonya menggambarkan budaya melayu dengan bahasa daerah pane (Labuhan bilik, red), yakni ‘Eka Bina En Pabolo (Di sini Dibina, Di sana Diperbaiki),” ucapnya.
Kemudian Kota Medan sambung Rusli, dengan mottonya ‘Setepak Sirih Sejuta Pesan’ menggambarkan budaya Melayu Deli. Lalu Kabupaten Simalungun, jika dilihat dari bilangan kaumnya Sibolga lebih sedikit, tetapi motto di daerah penghasil jeruk manis itu adalah ‘Habonaran Do Bona’, yang berarti Kebenaran Adalah Yang Utama. Kota Tanjungbalai juga begitu, motto yang dipakai adalah jati diri masyarakat pantai melayu ‘Batambat Satangkahan Balayar Satujuan’.
Selanjutnya Kota Gunung Sitoli, disamping dihuni warga lokal etnis Nias juga ada etnis Pesisir, Minang, Cina dan Batak. Tetapi tidak serta merta daerah itu menggunakan motto ‘Nias Negeri Berbilang Kaum’, melainkan menggunakan motto yang menggambarkan jati diri etnis Nias tersebut.
Maka karena penduduk yang pertama menghuni Sibolga adalah masyarakat Pesisir, selayaknya motto Kota Sibolga menggambarkan budaya dan bahasa Pesisir, seperti ‘Sibolga Nagari Badusanak Saiyo Sakato’ (Siboga Negeri Bersaudara Seiya Sekata). Tak hanya itu, ciri khas bangunannya juga agar menggambarkan ornamen budaya Pesisir. (afn)

 

    • Tapi Pasi Kota Sibolga baapo pandapek ogek uning bapak ibu ?
      Jumat pukul 11:30 ·
    • Kastamansyah Hutabarat
      ala saatnyo disosialisasikan ka masyarakat supayo identitas Pesisir indak hilang dan kito harus kamukokan adat pesisir di nagari sendiri, seperti manyambut pejabat dari Pusat maupun dari Propinsi seharusnyo mamakai adat Pesisir bukan adat d...ari daerah lain,kalau adat dari daerah lain itu namonyo intervensi budaya, akibatnyo sangat dikhawatirkan identitas pesisir akan hilang dengan sendirinyo, akibat dari sok moderat para tokoh adat dan tokoh masyarakat kito kiro kiro 8 tahun lalu yang bukan berdarah pesisir menyebutkan Siboga Kota Berbilang Kaum, adonyo upaya secara sistematis untuk menghilangkan identitas pesisir sebagai salah satu etnis di Sumatera Utara dari 8 etnis yang telah diakui,ala dibelakangkan urang tu kearifan Dimana Bumi dipijak disitu langit dijunjung
      Kemarin jam 1:22 ·
    • Kastamansyah Hutabarat
      Ala saatnyo kito kumandangkan dan kito terompetkan SIBOGA NAGARI BADUSANAK SAIYO SAKATO, agar semangat badusanak indak luntur dan hilang didalam perkembangan jiwa masyarakat pesisir akibat pengaruh makna Kota Berbilang Kaum yang indak patut... disebutkan di Kota Sibolga memiliki etnis pesisir seperti kota Kota lain yang lebih patut memakai lebel Kota Berbilang Kaum karena lebih banyak bilangan kaumnya seperti Jakarta, Medan dan lain sebagainya tetapi urang tu indak mau nagari sidak dijajah dan diintervensi sesuai selera masyarakat yang urbanisasi walaupun hitungan penduduk setempat dikota bersangkutan tinggal hitungan jari seperti Betawi di Jakarta Melayu Deli di Medan tetap mempertahankan Jakarta itu adalah Betawi dan Medan adalah Melayu Deli, seperti daerah lainnyo motto daerahnyo sesuai bahasa daerahnyo
      Kemarin jam 1:40 ·
    • Kastamansyah Hutabarat kito bukan alergi dengan budaya daerah lain, bahkan kito tetap mengakui dan menghargai kemajemukan dan kebhinnekaan tunggal ika,tapi itu menjadi tugas didaerah masing masing agar budaya masing masing daerah dikembangkan didaerah bersangkutan sebagai identitas daerah tersebut, seperti Kota Sibolga seharusnyo Budaya Pesisir yang dikedepankan terutama dalam acara penyambutan Pejabat,acara proses pernikahan dari awal marisik sampai diacara pesta pernikahan, jangan pulo,langik langik ala naik dipakai pulo adat dari daerah lain
      Kemarin jam 1:54 · · 1 orangKapten Jack menyukai ini.
    • Kastamansyah Hutabarat
      Hal seperti itu sering ambo perhatikan ala manyalahi,langik langik ala naik tapi ado pulo acara adat nan lain dilokasi pesta seperti manottor dan lain lainnyo, kemudian diacara pernikahan yang dihadiri tuan kadi, para orang tua katokanlah d...ulu tokoh masyarakat,yang dituakan istilah lain dari ketua adat,tokoh agama,cerdik pandai dalam acara makan disuruh pulo mangambi masing masing ala Perancis, Kalau ado sarupo nyotu nanti sanak saudaro liek,sanak saudaro berhak selaku warga pesisir manyuruh turunkan langik langik karano urang tu ala manganggap Nagariko Nagari Perancis, kalau dalam acara pesta peresmiannyo mungkin masih dape ditolerir tapi pada saat proses pernikahan sampai acara selesai haruslah tetap berdasarkan tuntunan agama dan adat pesisir yang identik dengan tuntunan agama.
      Kemarin jam 2:06 ·
    • Raja Sianturi saya setujuh kalau penyambutan pejabat harus budaya siboga, acara perkawinan, adat siboga dibuat tapi secara singkat kalau orang prantau, kalau orang siboga asli harus adat siboga.
      Kemarin jam 3:12 ·
    • Kastamansyah Hutabarat
      Bangsa Indsonesia pada umumnya adalah bangsa yang berbudaya dan beretika, kita punya semboyan Bhinneka Tunggal Ika, Etika bangsa kita selama ini yang menjadi kearifan " DIMANA BUMI DIPIJAK DISITU LANGIT DIJUNJUNG", setiap daerah yang bersan...gkutan mari sama sama kita kembangkan budaya daerah setempat sesuai daerah masing masing, dan bagi kita sebagai urbanisasi dimana daerah setempat sudah menjadi tempat tinggal kita, hidup didaerah setempat dan bahkan daerah setempat telah memberi kesejahteraan bagi kita dari daerah asal kita, karena kalau kita sejahtera didaerah asal kita tidak mungkin kita meninggalkannya, dan mungkin kita akan mati dan berkubur didaerah tersebut sudah patut dan wajar kita bagian dari warga setempat untuk mengedepankan budaya setempat.
      Kemarin jam 3:31 ·

Tidak ada komentar:

Posting Komentar