Jumat, 28 Februari 2014

Korupsi Mikro

Apakah korupsi yang dilakukan pejabat pejabat kita 100% karena kesalahan mereka (koruptor. Red) ??? Kalau aku pikir dan mengamati realita lingkungan sosial di masyarakat, sebenarnya mereka tidak benar-benar bisa disalahkan!!

Kalau anda mau jujur melihat lingkungan sekitar anda, akan sangat banyak ditemui benih-benih korupsi yang sangat menjamur di masyarakat dan sebenarnya masyarakat juga banyak yang “mendukung” korupsi tetap subur.

Politik uang masih begitu kuat berakar di masyarakat, bukan hanya pada Pilpres saja, tapi juga Pileg, Pilgub, Pilbup bahkan pemilihan camat pun Politik Uang masih menjadi budaya yang hakikatnya sebuah benih Korupsi tingkat mikro.

Masyarakat sering bersuara keras mengecam pelaku pejabat yang korup dengan kata kata kasar, cemooh, hujatan dll tapi entah masyarakat sendiri secara sadar atau tidak telah melakukan budaya korupsi yang sangat lekat, dengan diberi uang beberapa puluh atau ratus ribu sebagai imbalan, untuk mencoblos calon tertentu masih sangat terlihat jelas dimasyarakat dan bahkan telah menjadi rahasia umum.

Bahkan polisi sering dihujat habis habisan oleh kalangan aktivis dan masyarakat jika salah satu jendralnya memiliki rekening ‘gendut’, namun masyarakat sendiri yang selalu ‘mendukung’ polisi untuk tetap melakukan korupsi misalkan saat operasi lalu lintas dan ada pengendara yang ditilang karena tidak membawa SIM, biasanya pengendara yang kena tilang akan memilih memberi “uang damai” dari pada diurus kepengadilan, dengan alasan menghindari proses yang ribet dipengadilan, toh “Uang Damai” yang diberikan kepolisi belum tentu dimasukkan kedalam kas Negara karena tidak ada catatannya dan sangat mungkin mengalir ke kantong pribadi polisi.

Tak hanya dikalangan masyarakat, golongan pelajar pun banyak yang melakukan praktik “pendidikan korupsi” di Sekolah atau kampus, dengan tujuan agar mendapat nilai bagus, masih ada saja siswa sekolah ataupun mahasiswa perguruan tinggi yang melakukan praktik MENCONTEK.

Jangan sepelekan hal-hal kecil semacam itu yang hakikatnya adalah benih-benih korupsi. Mungkin masyarakat atau pengendara yang melakukan “korupsi mikro” itu berdalih, jumlah uang Suap mereka tak seberapa dan tak merugikan Negara, ya…karena mereka tak punya Kekuasaan, coba kalau mereka diberi kekuasaan mungkin lain lagi ceritanya, yang kecil aja mau, apa lagi dikasih yang besar :P… suatu hal Besar pasti diawali dengan hal kecil. belum lagi dengan murid sekolah dan mahasiswa yang sejak dini telah melakukan praktik “korupsi mikro”, padahal mereka yang akan memimpin negeri ini dan menempati posisi pemimpin. Dan pada dasarnya Filosofi “korupsi mikro” ini sama dengan korupsi kerah putih yaitu menghalalkan segala cara untuk meraih tujuan.

Kita tak perlu berambisi jadi ketua KPK atau Jendral Polisi untuk memberantas korupsi xD berantaslah korupsi dari diri sendiri, keluarga, teman, lingkungan. Jika lingkungan dan masyarakat telah bersih dari korupsi, maka pemerintahan pun akan bersih dari korupsi, sejatinya kan pejabat pemerintah juga berasal dari masyarakat (sumber air yang bersih akan menghasilkan air yang bersih pula).

Bagaimanapun jika masyarakat tetap bersikap ikut menyuburkan dan memelihara budaya korupsi, jangan pernah salahkan 100% tindakan korupsi yang dilakukan oleh pejabat-pejabat Negara karena sejatinya pejabat juga dilahirkan dari masyarakat dan koruptor tak akan pernah bisa hidup di habitat yang bersih dari korupsi.

[isi ini jangan di Generalisasi, walau bagaimanapun masih ada (entah banyak atau sedikit) masyarakat, polisi, pengendara motor, siswa sekolah dan mahasiswa yang punya sifat jujur]

https://www.facebook.com/caleg.depok
Kumandat Caleg Depok

Tidak ada komentar:

Posting Komentar