Minggu, 17 April 2011

LBPPB-SU GELAR LOMBA SYAIR TALIBUN SIKAMBANG BUDAYA PESISIR SIBOLGA-TAPANULI TENGAH


Dalam rangka pelestarian seni budaya pesisir Sibolga-Tapanuli Tengah,Lembaga Budaya Pesisir Pantai Barat Sumatera Utara (LBPPB-SU) bekerja sama dengan Pemerintah Kecamatan Sibolga Selatan akan menggelar Lomba Syair Talibun Sikambang pada tanggal 21 s/d 23 April 2011 di Aula Kantor Camat Sibolga Selatan,Total hadiah uang tunai sebesar Rp 5.000.000,- (lima juta rupiah) ditambah tropy dan Piagam Penghargaan,Lomba dibagi 2 kelompok yakni Kelompok usia 15 - 25 tahun dan Kelompok usia 26 - 40 tahun.

Bagi yang berkeinginan ikut serta dapat mendaftarkan di Kantor Camat Sibolga Selatan kepada Amri Nurman Hutagalung dan dilapo kopi Mamak Puli Jalan S.Parman no.98 Kelurahan Pasar Belakang,tidak dipungut biaya pendaftaran,setiap peserta yang mendaftar akan diberi 1CD Syair Talibun sebagai contoh dan syairnya berbahasa pesisir Sibolga Tapanuli Tengah, syarat-syarat pendaftaran ; Pasphoto ukuran 3 x 4 = 3 lbr, Fotocopy KTP atau ijazah bagi yang tidak memiliki KTP,pada saat perlombaan menggunakan baju taluk balango,pakai peci,pakai kain sarung dan celana panjang.

Pelaksanaan Lomba Syair Talibun Sikambang ini merupakan upaya melestarikan salah satu seni budaya pesisir Sibolga Tapanuli Tengah yang mulai hilang ibarat MAMBANGKI BATANG TARANDAM, dengan harapan pada gilirannnya dan seterusnya dapat menimbulkan rasa memiliki dan kecintaan generasi muda masyarakat Pesisir Sibolga Tapanuli Tengah terhadap Budayanya sendiri.

Kepada para orang tua  yang memahami  kesenian budaya pesisir Sibolga Tapanuli Tengah kiranya dapat berperan aktif  membina dan mendidik  generasi muda yang ada dilingkungannya sebagai warisan untuk diwarisi para generasi muda dimasa yang akan datang,kepada para putera daerah Sibolga Tapanuli Tengah diharapkan dapat mendukung upaya melestarikan Budaya Pesisir ini sebagai identitas dan jatidiri masyarakat pesisir Sibolga dengan slogan " SIBOGA NAGARI BADUSANAK SAIYO SAKATO" dengan makna bahwa selama ini masyarakat Sibolga adalah masyarakat satu sama lainnya adalah Badusanak atau dengan kata lain adanya ikatan hubungan kekeluargaan dan persaudaraan serta seiya sekata wujud rasa kekeluargaan dan persaudaraan yang utuh dan mengikat,makanya dalam budaya masyarakat pesisir dalam hal kerja baik sampai saat sekarang ini masih berlanjut istilah bakampung kampung salah satu bentuk semangat kekeluargaan dan persaudaraan yang utuh dan mengikat.

Satu hal lagi yang menjadi identitas dan jatidiri masyarakat pesisir Sibolga dengan slogan atau motto "SIBOGA NAGARI BADUSANAK SAIYO SAKATO" merupakan gambaran masyarakat pesisir Sibolga sejak dulunya sangat terbuka menerima masyarakat pendatang ke Sibolga menjadi bagian Dusanak dengan harapan tetap menjunjung Budaya Pesisir "DIMANA BUMI DIPIJAK DISITU LANGIT DIJUNJUNG" bukan sebaliknya mengintervensi Budaya setempat.Mudah mudahan upaya pelestarian Budaya Pesisir Sibolga Tapanuli Tengah ini dapat terselenggara dengan baik dan sukses serta tercapainya target tumbuhnya kembali rasa memiliki dan kecintaan generasi muda dan masyarakat pesisir Sibolga Tapanuli Tengah kepada Budayanya sendiri dan kedepan LBPPB-SU akan menggelar pelatihan pelatihan antara lain Pelatihan JANANG

untuk tetap lestarinya rasa menghormati para tamu dan dusanak yang datang dalam acara kerja baik sebagai adat yang berlaku selama ini di Sibolga sebelum dipengaruhi oleh adat yang datang, juga pelatihan pelatihan kesenian lainnya seperti Sikambang,Seni Tari,Ayun Tajak (Bue-Bue) dan melestarikan Bahasa Pesisir.


Jumat, 15 April 2011

Sibolga Diminta Berslogan Pesisir

Nagari Badusanak, Saiyo Sakato
Keinginan komunitas masyarakat pesisir di Kota Sibolga untuk mengganti slogan Kota Sibolga dengan berbahasa pesisir “Siboga Nagari Badusanak, Saiyo Sakato“ menjadi topik pembicaraan hangat di masyarakat Kota Sibolga akhir akhir ini.
Menurut peta budaya Propinsi Sumatera
    Utara etnis pesisir yang berada di Sibolga dan Tapanuli Tengah merupakan salah satu dari delapan etnis yang diakui di Provinsi Sumatera Utara. Sibolga dan Tapteng mempunyai budaya pesisir yang mencakup adat istiadat, kesenian, bahasa pesisir dan makanan khas pesisir termasuk kue-kue (Juada bahasa pesisir-red) yang berbeda dengan etnis lainnya.
Hal itu disampaikan oleh ketua umum pengurus pusat (PP) Lembaga Budaya Pesisir Pantai Barat Sumatera Utara (LBPPB-SU), Radjoki Nainggolan MA kepada METRO di Sibolga, Sabtu (9/4). Dan menyatakan daerah pesisir Sibolga sudah sepantasnya memiliki slogan dengan berhasa pesisir sebagai jati diri masyarakat setempat.
“Slogan Sibolga Negeri Berbilang Kaum diwacanakan berkisar delapan tahun silam mungkin saja dasar pertimbangan mereka kondisi Kota Sibolga pada saat itu, dihuni banyak kaum. Namun, pada dasarnya slogan Kota Sibolga harus digali dari 300 tahun silam, ketika mulai adanya perkampungan Sibolga, karena melihat dari delapan tahun silam, memang semua daerah di Indonesia dihuni berbagai kaum,” kata Master of Art lulusan Universitas Kebangsaan Malaysia ini, seraya menyatakan dalam kamus bahasa Indonesia kaum adalah Suku Bangsa, Keluarga dan Golongan.
Dikatakan, jika kita buat perbandingan mengenai “Bilangan Kaum“ di Kota Sibolga dengan daerah lain, maka bilangan kaum di Kota Sibolga jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan kota atau daerah lain. Namun, di daerah Kabupaten dan Kota yang ada di Indonesia selalu menggunakan slogan dengan bahasa daerahnya masing-masing.
“Oleh karenanya, kami sebagai masyarakat pesisir Kota Sibolga berupaya untuk mengembalikan slogan Kota Sibolga berhasa pesisir dengan sebutan ‘Siboga Nagari Badusanak, Saiyo Sakato’ yang bermakna masyarakat Sibolga saling berkaitan satu sama lain dalam kekeluargaan. Dan sebagai langkah untuk membiasakan masyarakat, di setiap even-even yang dilaksanakan di Kota Sibolga, kami melalui PP LBPPB-SU selalu memajang spanduk di titik strategis di Kota dengan tulisan slogan ‘Sibolga Nagari Badusanak, Saiyo Sakato’,” tuturnya.
Menurutnya, penggantian slogan Kota Sibolga dengan berbahasa pesisir untuk Kota Sibolga untuk mengakomodir identitas komunitas Pesisir, seperti yang berkembang saat sekarang ini dengan usulan slogan berbahasa pesisiri lainnya, yakni ‘Sibolga Jolong Basusuk’, ada yang mengajukan ‘Siboga Tigo Badusanak’ menggambarkan tiga pilar, Ulama, Umaroh dan Rakyat, kemudian ada yang mengajukan ‘Lawi Sati Ranto Batuah’ artinya laut yang memberikan kehidupan dan batuah dirantau.
“Terlepas dari usulan usulan tersebut di atas, sudah selayaknya Pemko Sibolga dan para tokoh adat masyarakat pesisir Sibolga untuk bermusyawarah dan bermufakat seperti kata pepatah pesisir, ‘Bulek Ai Karano Pambuluh, Bulek Kato karano Mufakat’, sehingga slogan Kota Sibolga benar benar mencerminkan Budaya Komunitas Pesisir Sibolga. Dan diharapkan kepada seluruh elemen masyarakat untuk dapat arif menanggapi usu;an penggantian slogan Kota Siboga dengan tidak memberikan komentar yang dapat memprovokasi masyarakat,” tandasnya. (afn/nik)

Sabtu, 02 April 2011

Seni dan Budaya Kota Sibolga


Kota Sibolga adalah kota berbilang kaum, sebutan ini bukan hanya semboyan belaka, masyarakat kota ini terdiri dari berbagai etnis, yang memiliki kekayaan budaya yang beragam.

Tercatat kurang lebih 11 (sebelas) suku yang tinggal di Kota Sibolga. Sebagai salah satu kota yang terletak di pesisir pantai, budaya pesisir adalah yang paling mendominasi.

Beragam kegiatan seni dan budaya sampai saat ini masih tetap dipertahankan. Diantaranya seperti:
 :
Kesenian Sikambang masyarakat pesisir, merupakan kesenian yang memadukan musik, tarian, senandung, pantun yang paling populer di Kota Sibolga, kesenian sikambang ini biasanya dipertunjukkan pada saat upacara pernikahan, penyambutan, dan hari-hari besar.

Mangure Lawik, merupakan acara budaya yang dilaksanakan sebagai wujud rasa syukur sekaligus memanjatkan do’a untuk kelestarian laut,dilaksanakan ketika nelayan akan memulaimusim penangkapan ikan, beragam acara budaya ditampilkan pada kegiatan ini.

Tarian Tor-Tor masyarakat batak, merupakan seni tari khas masyarakat batak yang dipergunakan pada upacara pernikahan, upacara kematian, dan acara adat lainnya.

Acara Upa-upa, acara yang secara nasional dapat dipersamakan dengan acara tepung tawar, yang intinya sebagai wujud rasa syukur dan saat untuk memanjatkan do’a. Biasanya dilaksanakan pada acara pernikahan, dan penyambutan.

Gordang Sambilan masyarakat mandailing, seni musik masyarakat mandailing berupa pertunjukan instrumen gendang yang berjumlah sembilan.

Kesenian Tulo-tulo, merupakan seni tari dari masyarakat nias, biasanya ditampilkan pada hari-hari besar.

Kesenian Barongsai, merupakan kesenian dari masyarakat tionghoa, yang memadukan seni tari dan musik. Ditampilkan bersamaan dengan kebudayaan lain di Kota Sibolga, terutama pada saat Hari Jadi Sibolga.

Kesenian Talempong masyarakat minang, merupakan seni musik dan tari yang dipergunakan pada acara adat, dan hari-hari besar.

Acara Hari Pariwisata dan Festival Budaya Kota Sibolga.

Acara Hari Jadi Sibolga.

Setiap tanggal 02 April Pemerintah Kota Sibolga melaksanakan peringatan Hari Jadi  Sibolga yang pada  tahun ini berusia 311 Tahun dengan thema " Dengan Semangat Hari Jadi Sibolga Ke - 311 mari kita tingkatkan kebersaman dalam membangun masyarakat Kota Sibolga yang Cerdas, Sehat, Sejahtera dab Beradab. 
Pemerintah Kota Sibolga melaksanakan beberapa kegiatan antara lain Pameran Pembangunan, Ziarah Kemakam Pendiri Sibolga, Bersih Pantai, Pemberian Santunan Anak Yatim, Lomba Renang Tingkat Internasional, Lomba Marathon Tingkat  Nasional, Festival Tari Pesisir,Festival Band Tingkat Kabupaten/Kota, Lintas Alam dan beberapa kegiatan lainnya.